Jakarta – Memasuki 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, pemerintah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyat, termasuk melalui penyediaan perumahan.
Program pembangunan 3 juta rumah yang digagas Presiden Prabowo Subianto menjadi harapan baru bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menjadi tulang punggung pelaksana program tersebut. Sejak 1976, BTN telah menyalurkan pembiayaan lebih dari 5,7 juta unit rumah. Hingga Juli 2025, tercatat 1,96 juta unit KPR subsidi telah disalurkan dengan nilai pembiayaan Rp248,9 triliun.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menegaskan, rumah menjadi pondasi awal kehidupan rakyat. “Ketika satu keluarga memiliki rumahnya sendiri, di situlah sebenarnya makna kemerdekaan dijalankan,” ujarnya, Senin (18/8/2025).
Nixon menambahkan, tema kemerdekaan tahun ini Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju sejalan dengan visi BTN dalam menyediakan hunian terjangkau bagi rakyat.
“Rumah adalah ruang tumbuh bagi generasi penerus bangsa, dan ruang aman untuk rakyat berdaya,” katanya.
Sejumlah penerima manfaat program perumahan bersubsidi mengaku merasakan langsung dampak program tersebut.
Di Palembang, Eko Handoko, seorang tuna wicara yang bekerja sebagai penjaga gudang, mengaku bersyukur dapat memiliki rumah setelah 20 tahun tinggal di gudang.
Di Cilegon, guru bernama Ika Mustikawati kini bisa tinggal lebih dekat ke sekolah tempatnya mengajar. Sementara di Jawa Barat, Kuswaroh, pedagang seblak, akhirnya bisa memiliki rumah sendiri setelah lama menumpang di rumah mertua.
Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal menilai peran BTN sangat signifikan bagi rakyat kecil.
“Terima kasih BTN yang sudah memberikan kemudahan bagi rakyat memiliki rumah. Kalau BTN tidak ada, siapa yang ngurus rakyat kecil itu,” ujarnya.
Dengan capaian tersebut, BTN disebut sebagai simbol nyata kehadiran negara dalam memenuhi kebutuhan dasar rakyat.
Rumah yang terbangun bukan hanya tempat tinggal, melainkan juga jawaban dari doa panjang jutaan rakyat Indonesia. (*)
Program pembangunan 3 juta rumah yang digagas Presiden Prabowo Subianto menjadi harapan baru bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menjadi tulang punggung pelaksana program tersebut. Sejak 1976, BTN telah menyalurkan pembiayaan lebih dari 5,7 juta unit rumah. Hingga Juli 2025, tercatat 1,96 juta unit KPR subsidi telah disalurkan dengan nilai pembiayaan Rp248,9 triliun.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menegaskan, rumah menjadi pondasi awal kehidupan rakyat. “Ketika satu keluarga memiliki rumahnya sendiri, di situlah sebenarnya makna kemerdekaan dijalankan,” ujarnya, Senin (18/8/2025).
Nixon menambahkan, tema kemerdekaan tahun ini Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju sejalan dengan visi BTN dalam menyediakan hunian terjangkau bagi rakyat.
“Rumah adalah ruang tumbuh bagi generasi penerus bangsa, dan ruang aman untuk rakyat berdaya,” katanya.
Sejumlah penerima manfaat program perumahan bersubsidi mengaku merasakan langsung dampak program tersebut.
Di Palembang, Eko Handoko, seorang tuna wicara yang bekerja sebagai penjaga gudang, mengaku bersyukur dapat memiliki rumah setelah 20 tahun tinggal di gudang.
Di Cilegon, guru bernama Ika Mustikawati kini bisa tinggal lebih dekat ke sekolah tempatnya mengajar. Sementara di Jawa Barat, Kuswaroh, pedagang seblak, akhirnya bisa memiliki rumah sendiri setelah lama menumpang di rumah mertua.
Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal menilai peran BTN sangat signifikan bagi rakyat kecil.
“Terima kasih BTN yang sudah memberikan kemudahan bagi rakyat memiliki rumah. Kalau BTN tidak ada, siapa yang ngurus rakyat kecil itu,” ujarnya.
Dengan capaian tersebut, BTN disebut sebagai simbol nyata kehadiran negara dalam memenuhi kebutuhan dasar rakyat.
Rumah yang terbangun bukan hanya tempat tinggal, melainkan juga jawaban dari doa panjang jutaan rakyat Indonesia. (*)
